Kembali ke berita
Inisiatif 1 Ticket, 1 Tree1 Ticket Cathay mencapai tonggak sejarah baru: 30,000 pohon mangrove ditanam di Asia Tenggara sehaj tahun 2021

Inisiatif 1 Ticket, 1 Tree1 Ticket Cathay mencapai tonggak sejarah baru: 30,000 pohon mangrove ditanam di Asia Tenggara sehaj tahun 2021

Cathay telah mencapai tonggak sejarah baru dalam perjalanan 1 Ticket, 1 Tree, dengan penanaman 30.000 pohon bakau di Asia Tenggara sejak peluncuran inisiatif ini pada tahun 2021. Angka ini termasuk 7.500 pohon bakau dalam komitmen Cathay dan para mitranya yang ditanam pada tahun 2024, dari tiket yang dijual di Asia Tenggara dalam periode kampanye selama lima hari pada bulan Juli 2023.

Tahun ini merupakan tahun keempat dari inisiatif 1 Ticket, 1 Tree [LP1] di Asia Tenggara oleh Cathay yang menekankan komitmennya untuk mendukung masyarakat lokal, memulihkan habitat lokal, dan mendorong ketahanan iklim. Inisiatif ini melibatkan Cathay untuk menanam pohon di wilayah ini untuk setiap tiket yang dibeli dari Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja selama periode kampanye tertentu. Untuk memulai 1 Ticket, 1 Tree pada tahun ini, ada 4.000 pohon yang telah ditanam di Bangpu Nature Education Centre, Samut Prakan, Thailand pada tanggal 23 Maret 2024. Jumlah pohon yang tersisa akan ditanam secara bertahap di beberapa hutan mangrove di seluruh Asia Tenggara dalam beberapa bulan mendatang.

Cathay terus bekerja sama dengan mitra lingkungan dan komunitas lokal untuk memulihkan hutan bakau di wilayah ini. Sebagai contoh, di Thailand, setengah dari 4.000 pohon merupakan kontribusi dari KTC (Krungthai Card), yang bergabung dalam upaya Cathay di Thailand untuk pertama kalinya pada tahun ini. Sejak tahun 2021, Cathay telah bekerja sama dengan 13 mitra lokal di seluruh wilayah Asia Tenggara untuk menanam pohon dan memastikan pohon-pohon itu tumbuh dan berkembang.

Cathay Regional General Manager for Southeast, Dominic Perret, mengatakan, “Inisiatif 1 Ticket, 1 Tree dari Cathay di Asia Tenggara memperkuat aspirasi kami untuk menjadi yang terdepan dalam kepemimpinan keberlanjutan dan mendukung berbagai tindakan kolaboratif kami untuk mencapai Greener Together. Memberi kembali kepada masyarakat merupakan bagian penting dari upaya ini, seiring dengan kolaborasi kami bersama para pelanggan kami, mitra bisnis, dan orang-orang untuk melindungi ekosistem pesisir sebagai tempat bergantung bagi masyarakat lokal di wilayah ini untuk mendapatkan makanan, perlindungan, dan penghasilan. Kami merasa terdorong oleh tanggapan positif yang kami terima dari para mitra lainnya yang berpikiran serupa, yang bergabung dalam upaya ini, atau sekadar membantu menyebarluaskan inisiatif ini. ”

1 Ticket, 1 Tree akan diluncurkan di Asia Tenggara lagi pada tahun ini. Dalam inisiatif ini, kami mengajak para pelanggan kami untuk berkontribusi terhadap hutan mangrove ketika mereka terbang bersama kami, hanya dengan cara memesan tiket.

Untuk informasi lebih lanjut silakan ikuti Halaman Facebook atau kunjungi: ​

Singapore | Malaysia | Indonesia | Philippines | Cambodia | Thailand | Vietnam


Greener Together: Komitmen Cathay Pacific terhadap kepemimpinan keberlanjutan

Sebagai salah satu maskapai penerbangan pertama di Asia yang menetapkan target 10% SAF (Sustainable Aviation Fuel) atau Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan dari total konsumsi bahan bakarnya pada tahun 2030, Cathay sepenuhnya mengakui adanya berbagai tantangan dalam peralihan menuju energi yang lebih berkelanjutan dalam penerbangan. Untuk mengatasi hal ini, Cathay merangkul etos kolaboratif yaitu Greener Together yang mendesak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu dalam upaya pencarian yang penting ini. Selain SAF, kami juga telah mengambil beberapa langkah penting untuk mencapaitujuan karbon netral pada tahun 2050 dalam aspek-aspek lainnya dari dekarbonisasi.

Detail selengkapnya tentang kinerja dan komitmen Cathay dalam pengembangan berkelanjutan tersedia dalam Laporan Keberlanjutan 2023, yang terdapat di sini. Beberapa sorotan utama meliputi komitmen terhadap peningkatan iklim jangka pendek, percepatan penggunaan SAF, dan pergerakan menuju penggunaan sumber daya yang lebih berkelanjutan.